Mungkin banyak orang yang tidak suka dengan rasa jambu monyet yang masam dan sepat, namun bagaimana dengan kacang mete yang ada pada setiap buah? Hampir semua orang tidak pernah menolak ketika disuguhi dengan penganan satu ini.
Karena rasanya yang enak dan proses untuk mendapatkan yang tidak mudah sebab hanya ada satu biji dalam setiap buah, membuat harga kacang mete di pasaran cukup mahal. Namun harga kacang mete siap konsumsi tidak sebanding dengan jumlah uang yang diterima oleh penjual pertama.
Mete merupakan komoditas yang banyak ditemukan di berbagai wilayah yang ada di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Masyarakat di sana biasa menjual mete ke tengkulak dengan harga yang cukup murah.
Terbatasnya kemampuan mengolah mete menjadi cemilan gurih dengan berbagai variasi rasa yang menjadi penghambat sehingga masyarakat memilih menjual ke tengkulak. Hal ini yang mendorong Adrianus Carli Nantu untuk mengolah sendiri biji mete dari wilayahnya sehingga nilai jualnya lebih tinggi dan secara ekonomi jauh lebih menguntungkan.
Merintis Widang Mete
Adrianus Carli Nantu mulai berpikir bagaimana agar mete-mete dari Manggarai Barat tersebut lebih diminati oleh pasar lokal maupun di luar Nusa Tenggara Timur. Siapa sangka, dari rasa penasarannya kini tercipta produk khas yang menjadi ciri daerahnya.
Lelaki enerjik ini mengolah mete dan menjualnya dengan brand Widang Mete. Widang merupakan bahasa lokal yang berarti kemuliaan, keberkahan dan kebaikan. Usaha Widang Mete ini juga mengangkat nilai-nilai budaya lokal, sedangkan namanya mencerminkan filosofi untuk menggabungkan komoditas lokal dengan budaya dan perekonomian Manggarai Barat.
Peluang besar kacang mete yang sebelumnya dijual secara gelondongan atau tanpa diolah kepada para penadah di berbagai wilayah mendorongnya untuk mengolah biji mete tersebut.
Awalnya, pada tahun 2022 Adrianus mengolah biji mete tersebut secara manual dan menjadikannya produk siap saji. Proses pengolahan dimulai dari penyortiran, penjemuran, hingga menggorengnya dengan empat varian rasa: original, goreng, cokelat, dan gula aren.
Pemasaran Widang Jahe
Seperti pengelola usaha kecil dan menengah lainnya, Adrianus juga mengalami masalah pemasaran saat baru awal menjalankan usahanya. Namun hal ini tidak mematahkan semangatnya. Dengan memperbaiki cara produksi dan membuat kemasan yang lebih menarik, Adrianus mulai mengenalkan Widang Mete ke toko-toko.
Ternyata produknya mendapat sambutan yang cukup baik. Bahkan akhirnya lelaki ini mengalami masalah dengan kapasitas produksi yang tidak bisa memenuhi permintaan pasar. Masalah lain yang dihadap Adrianus adalah adalah kontrol harga dan keterbatasan alat serta tenaga kerja.
Proses pengolahan dari mete mentah menjadi penganan yang siap dikonsumsi cukup panjang dan membutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk 100 kilogram produk, dengan bantuan 2-3 tenaga kerja.
Beruntungnya, usaha yang dijalankan itu mulai dikenal berbagai kalangan dan akhirnya memberi dukungan, seperti dari pemerintah daerah dan BOP Labuan Bajo Flores (LBF). Andrianus juga sering diundang untuk mengikuti pelatihan dan pameran bulanan yang diadakan oleh BOPLBF dan Dinas UMKM serta Dinas Perindustrian Kabupaten Manggarai Barat.
Proses pemasaran Widang Mete terus meluas. Jika sebelumnya konsumen terbatas dari Manggarai atau wisatawan yang datang dan membeli oleh-oleh yang ada di gerai di Nusa Tenggara Timur, kini Widang Mete juga tersedia di berbagai toko makanan di Jawa.
Tidak mudah bagi Adrianus untuk merintis, mengelola dan mengembangkan Widang Mete. Di awal usahanya, lelaki ini harus melalui trial and error sehingga bisa menghasilkan produk yang berkualitas dengan rasa enak.
Sampai saat ini Adrianus Carli Nantu masih terus memperluas pemasaran produknya agar semakin dikenal masyarakat dengan mengikuti berbagai pameran lokal maupun yang di berbagai daerah lain. Untuk pemasaran, lelaki satu ini juga memanfaatkan platform media sosial sehingga lebih mudah menjangkau konsumen.
Terus Berinovasi
Berkat keuletan dan ketekunan lelaki yang merintis usaha kacang mete dari nol ini, tidak hanya meningkatkan pendapatannya, namun juga membantu perekonomian masyarakat di sekitarnya. Selain itu, Widang Mete juga sudah mengangkat nama Manggarai Barat dengan rasa gurih mete-nya.
Untuk produknya sendiri, Adrianus Carli Nantu juga melakukan inovasi. Disamping berbagai varian rasa, Widang Mete juga mempunyai pilihan dari proses pengolahan. Selain mete goreng, Widang Mete tersedia dalam pilihan mete panggang. Kualitas produk yang dipasarkan pun tetap terjaga untuk mempertahankan kepercayaan dari pelanggan.
Dari lingkungan sekitar dan keinginan meningkatkan nilai jual hasil lokal, Adrianus Carli Nantu berhasil menjadi salah satu anak muda penuh talenta yang mampu mengangkat nama daerahnya. Adrianus Carli Nantu sudah membuktikan, banyak hal yang bisa dilakukan untuk meraih kesuksesan dan berkontribusi pada masyarakat.
Berkat kesuksesannya mengangkat nama Nusa Tenggara dengan produk Widang Mete, Adrianus mendapat anugerah Satu Indonesia Award dari Astra. Penghargaan tersebut merupakan apresiasi untuk anak muda yang bisa membawa perubahan.
Anda pun bisa berkontribusi seperti yang dilakukan Adrianus Carli Nantu dengan mengoptimalkan potensi lokal atau melalui aktivitas yang mendukung kemajuan masyarakat.