google.com, pub-5399346932454344, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Niatnya Bikin Wangi, Eh, Malah Muncul Noda

Bu Surti, tetanggaku yang berusia sekitar 65 tahun tinggal bersama anaknya, seorang gadis berusia 26 tahun yang bekerja di pabrik tidak jauh dari rumah, Namanya Genduk Aurora.

Sedangkan 2 anak bu Surti yang lain sudah menikah dan tinggal di luar kota. Mereka biasanya hanya pulang ketika Idul Fitri dan Idul Adha.

Karena usianya yang sudah cukup tua dan penglihatan kurang tajam, Bu Surti sering salah ketika membaca tulisan, apalagi jika hurufnya terlalu kecil. Ini yang justru sering bikin lucu dan mengundang tawa.

“Jangan lupa pulangnya beli sabun cuci dan pewangi pakaian ya. Di kamar mandi sudah banyak yang habis,” pinta bu Surti pada Genduk Aurora ketika anak bungsunya itu berangkat kerja.

Bu Surti tahu kalau Genduk Aurora hari ini menerima gaji, karena itu beliau memesan beberapa barang kebutuhan rumah tangga yang sudah menipis.

Sebagai anak yang tinggal satu rumah dengan ibunya, Genduk Aurora memang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan tersebut. Kadang tidak perlu diingatkan, dia sudah membeli semua kebutuhan agar ibunya tidak perlu ke luar rumah untuk berbelanja.

Pulang kerja, Genduk Aurora langsung menuju mini market yang letaknya tidak jauh dari pabrik tempat dia bekerja. Dia segera menuju rak dan mengambil sabun cuci, pasta gigi dan sabun mandi.

Ketika melewati etalasi pewangi pakaian, dia bermaksud mengambil produk dalam kemasan botol. Namun setelah melihat harga yang tertera, dia mengurungkan niatnya.

“Hem…lumayan juga harganya. Dan lagi, ibu sering boros kalau dibelikan pewangi atau sabun dalam kemasan besar. Mending beli yang sachetan ini deh, jadi kalau mau pakai, ibu tinggal ambil satu kemasan saja, jadi lebih hemat.” 

Genduk Aurora akhirnya mengambil pewangi dalam kemasan yang berwarna coklat sebanyak satu renteng. Setelah itu, Genduk Aurora menuju etalase bahan makanan. “Sepertinya bumbu-bumbu juga sudah habis,” batinnya.

Dia pun lalu mengambil beberapa mie instan, telur, lada bubuk dan kecap dalam kemasan botol.

“Wah ada saos tiram. Kayaknya enak nih, masak pake bumbu saus tiram, aku beli satu sachet deh,” batinnya lagi.

Sampai di rumah semua barang belanjaan diletakkan di meja. Pada waktu itu, bu Surti sedang akan mencuci pakaian. Melihat belanjaan pesanannya, bu Surti membuka plastik tersebut dan mengeluarkan isinya.

Wah, Genduk Aurora juga beli pewangi pakaian seperti pesananku,” bu Surti berbicara pada dirinya sendiri.

Setelah itu dia mengambil satu sachet dan membawanya ke arah mesin cuci yang letaknya berada di samping dapur. Pada saat bersamaan, bu Surti juga sedang bersiap masak tumis.

Dari kamar mandi yang berada tidak jauh dari mesin cuci, Genduk Aurora berteriak,”Bu, biar lebih enak tumisnya dikasih saus tiram, ya.

“Iya, jawab bu Surti.”

Tidak berapa lama, bu Surti mengambil, gunting dan memotong ujung kemasan sachet yang tadi diambilnya di atas meja, daftar belanja yang sudah dibeli Genduk Aurora.

Selanjutnya, dia memasukkan kemasan sachet tersebut ke dalam mesin cuci.

“Wis, sambil menunggu masakan matang, putar mesin cuci. Jadi nanti tinggal jemur saja cuciannya setelah bersih dan wangi,” batinnya lagi.

Sekitar 30 menit kemudian, suara mesin cuci tidak terdengar lagi. Ini tandanya proses mencuci dan mengeringkan pakaian sudah selesai.

Bu Surti segera membuka tutup mesin cuci kemudian mengambil pakaian yang sudah setengah kering.

Alangkah terkejutnya bu Surti melihat pakaiannya. Bukannya bersih dan wangi, namun justru penuh noda berwarna coklat.

“Oalah, Genduk! Tadi kamu beli pewangi apa, kok malah bikin cucian jadi kayak gini, mana aromanya juga nggak ada wangi-wanginya sama sekali, malah aneh baunya?” teriak bu Surti pada anak bungsunya yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Genduk Aurora pun mendekat ke arah mesin cuci, melihat dan mencium aroma cucian. “Waduh, Bu! tadi Ibu baca dulu nggak kemasannya?”

“Nggak, lha wong hurufnya kecil-kecil, nggak kelihatan,” jawab bu Surti sambil cemberut.

Beberapa menit kemudian, Genduk baru ingat, jika dia sempat membelikan kemasan saus tiram buat ibunya.

“Aduh, Bune! Pantas saja cucian malah terkena noda coklat dan baunya aneh. Ini yang ibu masukkan ke mesin cuci bukan pewangi, tapi saos tiram yang seharusnya untuk bumbu tumis.”

Tinggalkan komentar