google.com, pub-5399346932454344, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Kapan Perlu Konsultasi ke Ahli Jiwa? Simak Dulu Gejala yang Dirasakan?

Belakangan ini kesehatan mental menjadi salah satu perhatian para ahli. Mulai terlihat gaungnya terutama saat masa pandemi. Dengan bertambahnya beban yang berat maka banyak yang kemudian bertanya kapan perlu konsultasi ke ahli jiwa?

Kesehatan mental bukan hanya tentang bagaimana menjaga agar selalu berpikir sikap positif serta mampu memiliki karakter yang tangguh.

Tetapi lebih kepada untuk mengatasi gejala depresi, stress, hendak bunuh diri yang nantinya akan membuat berdampak bukan hanya kepada diri sendri tetapi juga orang lain.

Penyakit tentang kesehatan mental atau gangguan jiwa tidak terkonsep sebagai “orang gila” seperti yang stigma yang sudah melekat selama ini. Apa yang dihadapi kini lebih untuk mengatasi masalahnya.

Sebab, kesehatan mental kini bukan lagi tentang depresi, tetap juga mencakup ADHD, Bipolar, bahkan sampai skizofrenia. Oleh karena Anda perlu tahu jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan kapan perlu konsultasi ke ahli jiwa?

Contents

Kapan Perlu Konsultasi Ke Ahli Jiwa?

Sebelum Anda berkonsultasi ke ahli jiwa maka perlu memperhatikan perbedaan antara persegi dan psikolog. Keduanya merupakan profesional yang dapat membantu untuk mengatasi kesehatan mental.

Psikiater dan psikolog tidaklah sama walaupun mempelajari cabang ilmu yang mengatasi masalah tentang psikologis ataupun kejiwaan. Namun keduanya memiliki latar belakang pendidikan dan kewenangan yang berbeda.

Seorang berkiatan merupakan dokter spesialis yang fokus untuk menangani kesehatan mental. Caranya adalah dengan memberikan layanan terapi serta konseling sesuai dengan yang dikeluhkan oleh pasien.

Perbedaannya adalah seorang psikiater dapat meresepkan obat-obatan serta melakukan tindakan medis yang diperlukan sesuai dengan kewenangannya. Sehingga pasien selain mendapatkan terapi juga memperoleh obat-obatan tertentu.

Sementara seorang psikologis memberikan layanan konseling yang sifatnya non medis. Merupakan lulusan dari jurusan psikolog sehingga memiliki kewenangan untuk memberikan terapi dan konseling sesuai dengan kebutuhan pasien.

Seorang psikolog tidak memiliki kewenangan untuk memberikan resep berupa obat-obatan medis. Sehingga terapi yang dijalankan oleh pasien hanyalah berupa terapi fisik psikis yang sesuai dengan kewenangannya.

Oleh karena profesi psikolog dan Psikiater merupakan ahli dalam masalah jiwa gangguan kejiwaan dan kesehatan mental, maka terdapat ciri-ciri khusus yang harus Anda pahami.

Sebab ada yang seharusnya ditangani oleh seorang psikiater. Namun, ada juga yang cukup di terapi oleh seorang psikolog. Hal tersebut dikarenakan keduanya memiliki kewenangan yang berbeda.

Menentukan Kapan Harus ke Psikolog

Untuk mengunjungi seorang psikolog Anda tidak perlu menunggu sampai gejala menjadi lebih berat. Karena layanan yang diberikan merupakan konseling secara pribadi dengan cara menggali pengalaman dan apa yang dirasakan.

Biasanya pasien akan diminta untuk mengeluarkan perasaannya yang terpendam atau apa yang dirasakan terhadap masalah pada saat ini. Pesikolog akan memulainya dengan cara berdiskusi dan membiarkan Anda menumpahkan semuanya.

Pasien dapat meminta konsultasi secara privat Agar psikolog dapat mencarikan jalan keluar atau terapi yang tepat. Bahkan demi menggali pengalaman lebih dalam Ia akan meminta keluarga terdekat untuk ikut dalam sesi konseling tersebut.

Kapan Harus Ke Psikiater?

Mengunjungi seorang dokter juga dapat disarankan oleh psikolog ketika ia menemukan beberapa gejala yang harus ditangani lebih lanjut. Anda bahkan juga bisa langsung mengunjungi ahli jiwa ini ini tanpa perlu pergi ke psikolog.

Namun perlu diperhatikan pula gangguan jiwa yang menyertai permasalahan. Agar Terapi yang diberikan tepat gejalanya. Adapun tanda-tanda kesehatan gangguan kesehatan mentalnya adalah sebagai berikut:

Depresi mayor

Merupakan salah satu gangguan depresi yang sangat berat. Umumnya karena dipicu situasi tertentu. Antara lain perceraian, trauma masa lalu, menjadi korban pengalaman traumatik, dan lain sebagainya.

Gangguan Kecemasan

Merupakan keadaan ketika penderita mengalami kecemasan yang berlebihan dan tba-tiba. Biasanya dipicu hal tertentu yang tak dapat dikendalikannya.

Bipolar

Dikenal juga dengan Manik Depresif. Merupakan gangguan mental yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati secara drastis hingga menguras atau menambah energi. Lama kelamaan dapat mempengaruhi aktivitas, konsentrasi, serta kemampuan berpikir rasional.

Skizofrenia

Merupakan salah satu gangguan jiwa yang perlu ditangani secara serius karena dapat mencelakai dirinya dan orang lain.Sebab, penderitanya dapat halusinasi, delusi, kekacauan kemampuan berpikir, dan perubahan sikap yang dapat menyakiti.

Disfungsi seksual

Merupakan gangguan jiwa yang berhubungan gangguan yang menyebabkan penurunan hasrat seksual sehingga menjadi hambatan untuk menikmati aktivitas seksual.

Disforia gender

Merupakan suatu kondisi batin yang mempertentangkan kondisi perbedaan jenis kelamin dengan identitas gender yang dihayati. Sehingga pada akhirnya dapat memunculkan konflik batin yang berlanjut.

Gangguan kepribadian

Merupakan salah satu kesehatan mental yang berasal dari kondisi seseorang yang memiliki pola pikir dan perilaku yang tidak tepat. Antara lain adalah narsis, antisosial, paranoid, dan yang lainnya.

Gangguan terkait zat dan adiktif

Merupakan gangguan kesehatan jiwa yang dipengaruhi karena kecanduan narkoba sehingga tidak dapat berperilaku seperti normalnya.

ADHD ( Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Merupakan salah satu gangguan mental yang yang ditandai dengan pasien menunjukkan perilaku impulsif dan hiperaktif.

Cara mengetahui beberapa gejala di atas, maka Anda kini akan tahu kapan pergi konsultasi ahli jiwa. Cermati gejala yang dialami baru setelahnya baru memutuskan apakah akan mengunjungi psikiater atau psikolog. Jika Anda mengalami masalah mental dan ingin konsultasi dengan ahlinya langsung, Anda bisa cek infonya di sini.

Satu pemikiran pada “Kapan Perlu Konsultasi ke Ahli Jiwa? Simak Dulu Gejala yang Dirasakan?”

Tinggalkan komentar